Deadlock Memalukan di Musorprov KONI Kepri, ISMAIL: Bukti Ketidakprofesionalan dan Anggaran Menguap Sia-Sia
StrightTimes – Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) V Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kepulauan Riau (Kepri), yang digelar pada Sabtu, 21 Desember 2024, di AP Premier Hotel, berakhir tanpa hasil alias deadlock.
Kegagalan ini menuai kritik tajam, salah satunya dari Ketua Umum Aliansi LSM-Ormas Peduli Kepri, Ismail Ratusimbangan, yang menyebut pelaksanaan Musorprov tersebut memalukan dan tidak profesional.
“Apakah mereka sudah pikun, sampai mengabaikan mekanisme. Organisasi sebesar ini sangat disayangkan harus jatuh dalam ketidakprofesionalan. Kalian semua orang intelek, tapi mekanisme yang sudah ada malah diabaikan. Ini sangat memalukan,” ujar Ismail dengan nada tegas kepada awak media ini, Sabtu (21/12/2024) di Kopi Jumpa Nagoya
Ia juga menyoroti pengelolaan anggaran yang dianggap menguap sia-sia. “Kegiatan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tetapi hasilnya nihil. Kalau mekanisme diabaikan seenaknya, anggaran menguap begitu saja. Apalagi jika anggaran ini dari APBD, bagaimana pertanggungjawabannya? Padahal Presiden Prabowo sudah menekankan penghematan anggaran,” kritiknya.
Deadlock tersebut dinilai Ismail sebagai bukti kurangnya persiapan matang dan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI.
Ketua Steering Committee (SC), Asmin Patros, turut meminta maaf atas kegagalan tersebut. Ia mengakui adanya kelalaian dalam memahami dan menjalankan ketentuan AD/ART, termasuk kewajiban menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) sebelum Musorprov.
“Saya sangat menyesal. Ada tahapan yang terlewat. Daripada keputusan ini nantinya dianggap tidak sah, lebih baik kita menghentikan proses ini. Selanjutnya, mekanisme ini akan diambil alih oleh pusat sesuai AD/ART,” ujar Asmin.
Asmin juga menjelaskan bahwa sejumlah mekanisme dalam Musorprov kali ini dipertanyakan oleh peserta, termasuk legalitas dukungan minimal 20 suara bagi calon ketua dan penunjukan dirinya sebagai Ketua SC melalui rapat pleno.
Ismail Ratusimbangan menegaskan bahwa kejadian ini menjadi tamparan besar bagi KONI Kepri. “Musorprov KONI adalah agenda penting yang menentukan arah olahraga di Kepri. Tapi apa yang terjadi hari ini menunjukkan ketidakprofesionalan yang memalukan,” katanya.
Asmin berharap peristiwa ini menjadi pelajaran berharga. “Kita semua harus taat asas dan mematuhi AD/ART. Saya pribadi merasa malu karena hari ini seharusnya kita menetapkan Ketua KONI Kepri yang baru, tapi semuanya gagal karena kelalaian kita,” ungkapnya.
Ia menutup dengan permohonan maaf kepada semua pihak yang terlibat. “Mari jadikan ini pelajaran untuk ke depannya agar pelaksanaan Musorprov selanjutnya berjalan lebih baik dan sesuai aturan,” pungkas Asmin.
Harapan kini tertuju pada KONI pusat untuk segera mengambil langkah tegas menyelesaikan polemik ini agar roda organisasi kembali berjalan tanpa hambatan.