ALAM Desak Medco Energy Bertanggung Jawab atas Insiden KM Sejahtera 20 yang Mencemari Laut Anambas

Strighttimes — Aliansi Anambas Menggugat (ALAM) melalui Ketua Umumnya, Abdul Razak, melayangkan kecaman keras terhadap Medco E\&P Natuna selaku pengelola Matak Base. Kecaman ini menyusul lambannya penanganan insiden tenggelamnya KM Sejahtera 20 di kawasan Jetty Matak Base sejak 30 Mei 2025 lalu.
“Kapal itu tenggelam saat tengah melakukan loading Iso tank dan mengangkut bahan kimia berbahaya. Jika tidak segera ditangani sesuai prosedur, potensi pencemaran laut jangka panjang sangat besar,” ujar Abdul Razak dengan nada geram.
Ia menegaskan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa hingga hari ini badan kapal masih terlihat jelas tergeletak di depan jetty milik Medco Energy. “Sudah hampir satu bulan kapal itu tenggelam, namun belum ada upaya penanganan serius. Ini jelas ancaman nyata bagi ekosistem laut di sekitar wilayah tersebut,” lanjutnya.
Bukan hanya tumpahan minyak, Abdul Razak mengkhawatirkan zat kimia yang ikut tenggelam bersama kapal, yang diduga sangat berbahaya bagi kelangsungan biota laut. “Kami melihat ini sebagai kelalaian besar, dan masyarakat tidak bisa terus-menerus diam,” tegasnya.
Lebih jauh, ALAM juga menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas yang dinilai bungkam dan tidak menunjukkan respons apa pun atas insiden ini. “Kami sudah mencoba menghubungi bupati, wakil bupati, dan sejumlah pemangku kebijakan lainnya. Tapi hingga kini, tak satu pun memberikan tanggapan,” kata Razak.
Sebagai kelompok masyarakat sipil yang selama ini aktif mengadvokasi isu-isu lingkungan di Anambas, ALAM menyatakan akan mengambil langkah sendiri bersama masyarakat. “Kami tidak menolak investasi. Tapi kami menolak pembiaran terhadap kerusakan lingkungan. Perusahaan boleh beroperasi di Anambas, selama mereka menghormati kaidah pelestarian alam,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Abdul Razak menegaskan bahwa insiden di Matak Base bukanlah perkara sepele. “Ini adalah kejahatan lingkungan yang nyata. Jika dibiarkan, laut Anambas tidak hanya akan tercemar, tapi akan kehilangan ekosistem yang menjadi sumber penghidupan banyak orang,” pungkasnya. (*)