Djikir Mengenang Tragedi Tsunami Aceh di Batam Terlaksana dengan Baik, Panitia Sampaikan Ucapan Terima Kasih Kepada Walikota Batam H. Muhammad Rudi
Strighttimes – Dalam rangka mengenang dua dekade tragedi tsunami Aceh, masyarakat Batam menggelar Dzikir Istiqasah Kubra di Masjid Agung Raja Hamidah, Batam Center, pada Sabtu malam (28/12) lalu. Acara berlangsung khidmat dan penuh haru dari pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Ketua panitia pelaksana, Zaydan Ramli, beserta Ketua Persatuan Masyarakat Aceh (PERMASA) Juanda menyampaikan apresiasi mendalam kepada Walikota Batam, Haji Muhammad Rudi, atas dukungan penuh sehingga acara dapat terlaksana dengan baik. “Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Walikota Batam, acara ini berjalan lancar,” ujarnya, senin (30)/12/2024)
Dzikir dan doa bersama ini dihadiri ratusan jamaah dari berbagai wilayah di Batam, yang bersatu dalam mengenang tragedi tsunami pada 26 Desember 2004. Bencana dahsyat tersebut menelan lebih dari 230 ribu korban jiwa, meninggalkan duka mendalam yang masih dirasakan hingga kini.
Ketua Forum Majelis Ta’lim Sirul Mubtadin (Sirta) Kepri, Tgk. H. Nasaruddin Tjut Muhammad, menegaskan pentingnya acara ini sebagai bentuk penghormatan kepada para korban sekaligus pengingat akan kekuatan doa dan solidaritas umat Islam. “Ini bukan sekadar mengenang, tetapi juga momen untuk mempererat ukhuwah Islamiyah. Mari kita jadikan ini momentum introspeksi dan doa bersama,” ungkapnya.
Dzikir dan tausiyah dipimpin oleh penceramah Tgk. Muhammad Zamzami, Sos.I, yang mengajak jamaah untuk merenungi hikmah dari tragedi tersebut. Ia menekankan pentingnya kesabaran, keikhlasan, dan solidaritas dalam menghadapi cobaan hidup.
Selain masyarakat umum, acara ini juga dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Walikota Batam. Kehadiran pemerintah menunjukkan dukungan besar terhadap inisiatif yang bertujuan mengenang tragedi kemanusiaan ini, yang pernah menyatukan bangsa Indonesia dalam duka dan doa.
Para jamaah mengenakan pakaian serba putih sebagai simbol kesucian hati. Atribut Palestina juga turut disarankan sebagai lambang perdamaian dan persatuan umat manusia.
“Dari kepedihan, kita belajar kesabaran. Dari kehilangan, kita belajar keikhlasan,” ungkap Tgk. Muhammad Zamzami menutup tausiyahnya.
Melalui Dzikir Istiqasah Kubra ini, masyarakat Batam diharapkan tidak hanya mengenang tragedi tsunami Aceh, tetapi juga memperkuat ukhuwah Islamiyah, memperbarui iman, dan meneguhkan solidaritas antarsesama. Semoga peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya takwa dan doa dalam menjalani kehidupan.