Wakil Ketua Permasa, Zaydan Ramli: Apresiasi Gelar Dato’ Kepada Amsakar dan Li Claudia Cermin Dedikasi, Integritas, dan Pengabdian Pemimpin

Strighttimes – Wali Kota Batam sekaligus Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Amsakar Achmad, resmi dianugerahi gelar adat “Dato’ Setia Amanah” oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri Kota Batam. Dalam prosesi yang sama, Wakil Wali Kota sekaligus Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra, juga menerima gelar kehormatan sebagai “Dato’ Setia Bijaksana”. Penganugerahan tersebut berlangsung dalam suasana khidmat di Istana Besar Madani, Gedung Nong Isa, Batam Center, Minggu (15/6/2025), disaksikan oleh tokoh-tokoh Melayu dan masyarakat adat Kota Batam.
Penabalan gelar adat ini dipimpin langsung oleh Ketua LAM Kepri Kota Batam, YM. H. Raja Muhamad Amin yang bergelar Dato’ Wira Setia Utama.
Geelar “Dato’ Setia Amanah” dan “Dato’ Setia Bijaksana” dipandang sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi, integritas, dan pengabdian yang telah diberikan dalam membangun Kota Batam secara menyeluruh, baik dari sisi pemerintahan maupun sosial budaya.
Wakil Ketua Persatuan Masyarakat Aceh (PERMASA) Kota Batam, Zaydan Ramli, menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas penabalan gelar adat tersebut.
Menurutnya, gelar “Dato’” bukan sekadar simbol kehormatan, tetapi mencerminkan kepercayaan dan amanah besar yang diberikan masyarakat adat kepada seorang pemimpin.
“Gelar Dato’ itu bukan hanya penyematan nama, tapi tanggung jawab moral. Seorang Dato’ harus bisa menjadi teladan, menjaga nilai-nilai adat, dan menjunjung tinggi amanah rakyat,” ujar Zaydan, Rabu (18/06/2025).
Zaydan juga menilai bahwa Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra telah menunjukkan sikap kepemimpinan yang inklusif, merangkul seluruh golongan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan lokal.
Menurutnya lagi, hal itu yang menjadi dasar kuat bagi LAM untuk memberikan gelar adat. “Pak Amsakar dan Ibu Claudia bukan hanya bekerja dalam konteks birokrasi, tapi juga merawat hubungan baik dengan seluruh elemen masyarakat Batam. Itu patut diapresiasi,” tambahnya.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemimpin formal dan tokoh adat dalam menjaga stabilitas sosial serta memperkuat identitas budaya Melayu di tengah keberagaman. Zaydan percaya bahwa penabalan ini akan mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat adat, termasuk komunitas suku-suku lainnya di Batam. “Kota Batam ini miniatur Indonesia, dan peran adat sangat penting untuk menjaga harmonisasi. Pemimpin yang menyatu dengan adat akan lebih kuat diterima oleh masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut, Zaydan berharap momentum ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan memahami adat istiadat. Ia mengajak semua elemen masyarakat, termasuk generasi milenial, untuk terlibat aktif dalam menjaga warisan budaya. “Penabalan ini harus menjadi pengingat bahwa budaya dan adat adalah identitas kita. Mari kita jaga bersama, agar nilai-nilai luhur ini terus hidup dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (*)