Laporan Dugaan Penipuan oleh Maybank Finance Indonesia Diproses di Unit V Tipidter Polresta Barelang
Strighttimes – Laporan dugaan penipuan dan penggelapan yang melibatkan PT Maybank Finance Indonesia terhadap debiturnya kini mulai diproses di Unit V Tipidter Polresta Barelang pada Jumat (6/12/2024).
Kasus ini mencuat setelah seorang debitur PT Maybank Finance Indonesia berinisial NS, melalui kuasa hukumnya, melaporkan dugaan tindak pidana tersebut ke Polda Kepulauan Riau (Kepri). Namun, Polda Kepri kemudian melimpahkan perkara ini ke Polresta Barelang.
Laporan ini berkaitan dengan pembiayaan pembelian kendaraan oleh NS pada Juli 2024. Pada 29 Juli 2024, NS membeli mobil Mazda 3 jenis sedan dengan skema kredit dari PT Maybank Finance Indonesia. Dalam proses tersebut, NS menyetujui pembayaran biaya asuransi kendaraan sebesar Rp11.736.000 dan perluasan asuransi Rp200.000, yang langsung dibayarkan kepada pihak Maybank Finance.
Namun, kuasa hukum NS dari Kantor Hukum JAP, melalui Sebastian Surbakti, S.H., mengungkapkan bahwa pembayaran asuransi tersebut tidak diteruskan oleh Maybank Finance kepada pihak asuransi yang ditunjuk, yakni PT Asuransi Etiqa Internasional Indonesia.
“Dalam transaksi ini, Pelapor telah memenuhi kewajibannya, namun dugaan penipuan muncul ketika pembayaran asuransi tidak diserahkan ke pihak asuransi, yang seharusnya melindungi kendaraan Pelapor,” tegas Sebastian.
Masalah semakin rumit setelah kendaraan milik NS mengalami kerusakan akibat terendam air hujan pada 14 Oktober 2024. Ketika NS mengajukan klaim ke pihak asuransi, klaim tersebut ditolak pada 25 Oktober 2024 dengan alasan bahwa polis asuransi yang ada tidak mencakup perluasan perlindungan sebagaimana dijanjikan.
Pelapor juga telah berulang kali mengirimkan surat pemberitahuan kepada Maybank Finance, namun tidak mendapat tanggapan. Akibat dari kejadian ini, NS mengaku mengalami kerugian material sebesar Rp197.611.000, yang meliputi uang muka kendaraan serta cicilan yang telah dibayarkan.
Selain mengajukan laporan ke pihak kepolisian, kuasa hukum NS juga mengupayakan penyelesaian melalui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK). “Kami berharap perkara ini dapat segera mendapatkan keadilan,” ungkap Sebastian.
Hingga saat ini, proses penyelidikan atas laporan tersebut terus berlangsung di Unit V Tipidter Polresta Barelang. (Mat)