Hilang Kesabaran, Asnah Bantah Tudingan dari Sekjen DPP Demokrat
Stright Times – Pasca pengunduran Hj. Asnah sebagai Ketua DPD Demokrat Kepri, publik menunggu Asnah dan suami Saparuddin Muda buka-bukaan terkait serangan rilis dari Sekjen DPP Demokrat.
Bukan tanpa alasan kuat mereka mengundurkan diri, hanya dengan sebuah kalimat ‘komitmen’, seragam kebesaran berwarna biru berlogo Mercy tersebut dilepas pada Senin, (01/08/2022) lalu, bersama ratuaan para loyalis.
Publik pun berkomentar mahalnya harga dari sebuah arti ‘komitmen’ mengalahkan pengeluaran ongkos politik sebesar 7 miliar yang telah dikeluarkan sejak Hj. Asnah dicalonkan sebagai Ketua DPD Demokrat dan berakhir pada senin, (01/08/2022) lalu.
Pantas seorang Asnah dan Saparuddin Muda digelar sebagai sosok petarung. Harga sebuah ‘komitmen’, lebih mahal mengalahkan materi dan jabatan.
Sempat diam, dan tidak mau mempersoalkan serangan rilis dari sekjen DPP pasca pengunduran dirinya, kini Asnah dan Saparuddin mulai buka-bukaan.
Kepada wartawan Asnah kini membantah tudingan DPP Partai Demokrat terkait alasan pengunduran dirinya sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Kepulauan Riau.
“Tudingan DPP demokrat dengan alasan klausul baku dan politik praktis Itu tidak Benar,” ujar Hj Asnah kepada, Kamis (04/08/2022).
Asnah memberikan klarifikasi atas pernyataan Sekjen DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Harsyah yang menyebutkan alasan klausul baku dan tidak terakomodirnya kepentingan politik praktis sebagai alasan pengunduran dirinya.
“Saya sampaikan agar tidak terjadi salah anggapan dan pengertian publik terkait pengunduran diri”, ujar Asnah.
Alasan utama pengunduran diri, sambungnya murni sikap politik yang di dasari kekecewaan atas sikap DPP Partai Demokrat yang dinilai tidak ada keberpihakan kepada saya selaku Ketua DPD Kepri.
“Apa artinya saya selaku Ketua DPD ketika banyak hal yang berkaitan dengan langkah politik saya tidak didukung dan diakomodir oleh DPP padahal ini juga untuk kepentingan langkah politik Partai kedepannya” ujarnya.
Asnah juga membantah alasan utama pengunduran dirinya adalah bukan terkait soal Kamarudin yang tidak memperoleh posisi strategis di Kepengurusan DPC Partai Demokrat Batam.
“Tidak benar ya seperti itu” tegasnya.
Dia menambahkan hal itu adalah salah satu contoh saja dari beberapa hal bentuk ketidak berpihakan DPP Partai Demokrat kepada dirinya sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Kepri.
“Dari awal saya menjadi Ketua DPD, saya sebenarnya sudah sangat mengikuti arahan DPP, walau tidak sesuai harapan saya, seperti gagalnya menempatkan Danir Tan sebagai sekretaris DPD, itu masih saya bisa patuhi walau mengecewakan” lanjutnya.
Lanjutnya, lalu hal tersebut terulang kembali di proses pemilihan Pengurus di tingkat DPC Kota Batam, beberapa usulannya selaku Ketua DPD yang kebetulan juga menjadi team formatur pada saat itu kembali tidak diakomodir.
Padahal sudah ada pembicaran khusus terkait hal tersebut antara dirinya dengan DPP Partai Demokrat, namun kembali Asnah mengalami kekecewaan atas keputusan akhir yang diambil oleh DPP “Tidak ada kesesuaian antara kata dan perbuatan” lanjutnya.
Lebih lanjut Asnah menegaskan pentingnya klarifikasi ini untuk menepis anggapan yang dapat dijadikan pembunuhan karakter politik atas dirinya.
“Nanti dianggap saya kutu loncat” imbuhnya.
“Saya akhirnya ke Nasdem,” pungkasnya dengan penuh percaya diri.
Hal senada juga diungkapkan eks Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPD Partai Demokrat Kepri Saparuddin Muda. “Kita tidak pernah meminta jabatan kepengurusan seperti isi rilis dari Rifky Harsa, tapi DPP-lah yang menawarkan”, ucapnya seperti dilansir dari media Poskota.co.
Menanggapi isi rilis, Sekjen DPP Partai Demokrat Saparuddin lalu bercerita kepada POSKOTA.CO melalui jaringan telepon genggamnya.
“Sebenarnya tidak seperti itu, ada polesan. Jauh hari sebelum Ichsan (ketua DPC Partai Demokrat Batam-red) dipanggil ke Jakarta, kami sudah berkomunikasi dengan pengurus OKK DPP Partai Demokrat, bahwa Kamaruddin dipilih menjadi pengurus di DPC Batam, selanjutnya oleh OKK DPP diminta pihak kita tidak menyampaikannya ke publik,” terang Saparuddin.
Setelah beberapa pekan berjalan, lanjut Saparuddin, pihak kita mendengar bahwa M Al Ichsan dipanggil ke Jakarta. Selanjutnya Ichsan terpilih menjadi ketua DPC Partai Demokrat Batam, melalui jalur bapak angkat Ichsan yang pernah menjabat sebagai kepala Staf Kepresidenan selama 10 tahun di zaman Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden.
“Mendengar kabar ini, sebagai pengurus kita keberatan dan merasa DPP tidak punya komitmen dan sejalan dengan kita, lalu kita sampaikan keresahan, akan mengundurkan diri jika DPP tidak komitmen atas ucapannya di awal,” ujar Saparuddin
Mendengar pengurus Kepri mau mundur, sambung Saparuddin, dengan alasan tidak sejalan lagi, kemudian ada penawaran dari DPP untuk menempatkan Kamaruddin sebagai sekretaris melalui pengurus DPP, Sigit DE, merekmenawarkan bukan kami yang meminta, jelas ya”, tuturnya.
Masih menurut Saparuddin, DPP menggambarkan tawaran seketaris itu nantinya akan dikelilingi oleh tempat-tempat strategis di Partai Demokrat. Tawaran DPP ini kami pertimbangkan. Oleh DPD Kepri lalu menyepakati tawaran tersebut, yaitu Kamaruddin menjabat seketaris DPC Batam
“Berjalannya waktu, dari DPP mereka menginformasikan posisi seketaris buat Kamaruddin yang mereka tawarkan akan diubah menjadi wakil ketua satu. Hal inilah membuat tekad kita bulat untuk mengundurkan diri, karna tidak ada komitmennya mereka”. Imbuh Saparuddin Muda.
Seperti diketahui rilis yang dikeluarkan DPP Demokrat menyebutkan diantaranya, pihak DPP telah menunjuk Dr Didik Mukrianto SH sebagai pelaksana tugas (Plt) pengganti Hj Asnah. DPP Partai Demokrat juga tidak terkejut dengan pengunduran diri Ketua DPD Partai Demokrat Kepri, selanjut terkait permohonan mendudukkan Kamaruddin (menantu Hj Asnah) sebagai pengurus di DPC Partai Demokrat Batam. (*)