Ada Dugaan Monopoli Salah Satu Oknum Penyedia Transportasi Pengangkutan BBM di Kepri, Forkorindo: Saya Curiga Ada Permainan Tingkat Tinggi

Ilustrasi foto (antara)
Stright Times – Penyedia transportasi pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kepri semakin resah, pasalnya ada dugaan salah seorang oknum penyedia Transportasi Pengangkutan BBM di Kepri diduga mau memonopoli untuk bekerja sendiri.
Keresahan ini muncul ketika Patraniaga selaku perusahaan yang dipercaya oleh Pertamina diduga merestui monopoli angkutan tersebut.
Ketika hal ini dikonfirmasi kepejabat terkait, Senior Supervisor Fleet Sumbagut Region 1 di perusahaan Patraniaga, Nova Anugrah Wahyuono membantah adanya keinginan salah seorang oknum yang ingin diduga memonopoli pengangkutan BBM di Kepri.
“Tidak benar kabar itu, tidak ada monopoli ,” kata Nova Anugrah Wahyuono ketika dikonfirmasi awak media ini Selasa (05/07/2022) malam
Menanggapi adanya prioritas pengangkutan BBM ditujukan ke pemilik kapal kapal besi, Nova menjelaskan bahwa pihaknya sudah sosialisasi secara bertahap kepada pemilik kapal kayu yang mengangkut BBM di Kepri.
“Sosialisasi pengangkut BBM dengan menggunakan Kapal besi ini sudah jauh hari kita sampaikan secara bertahap. Tujuannya agar lebih safety, ” jelas Nova.
Informasi yang dihimpun di lapangan sejumlah rekanan pengangkut BBM mitra patraniaga, menolak keras dugaan Monopoli pengangkutan BBM oleh salah satu rekanan pertamina.
Penolakan sejumlah rekanan itu beralasan, bahwa mereka juga memiliki armada angkutan masing-nasing untuk mengangkut BBM.
“Kami keberatan atas dugaan monopoli salah satu mitra patraniaga itu.”ujar salah satu mitra patra niaga yang namanya tidak mau di sebutkan.
Menanggapi keresahan para rekanan pengangkut BBM mitra patraniaga, Ketua DPC Forum Komunikasi Rakyat Indonesia (Forkorindo) Batam, Gordon Silalahi mengatakan sangat di sesalkan bila pihak pertamina regional sumbagut ikut terlibat mendukung salah satu oknum mitra Patraniaga tersebut.
Apalagi ada info yang berkembang, lanjutnya bila para rekanan pengangkut BBM tidak mau nurut akan di evaluasi kembali kontrak kerja pada bulan September 2022 nanti.
“Jika kondisi saat ini, pemilik kapal besi untuk mengangkut BBM hanya satu oknum pengusaha di Batam, maka kata monopoli itu akan muncul dengan sendirinya”, jelas Gordon.
Bagaimana tidak monopoli, katanya, jika hanya satu kapal yang bisa mendistribusikan BBM di Kepri, kalau dengan alasan safety boleh saja, tapi jangan sampai memutus usaha kapal kayu tanpa solusi.
Ditambahkannya, apakah dengan satu rekanan mampu mendistribusikan minyak kepada seluruh rekanan pertamina di Kepri.
“Kekhawatiran akan timbul jika distribusi BBM tidak terealisasi dengan baik, maka korbannya adalah pengusaha kapal dan industri di Kepri. Contoh kecilnya, jika minyak tidak didapat oleh pemilik kapal, bayangkan berapa banyak penumpang terlantar serta angkutan sembako akan terlambat sampai kepulau-pulau di Provinsi Kepri,” ungkapnya.
Jangan sampai masyarakat menilai, sambungnya lagi, jika ada lingkaran permainan menguntungkan sepihak dengan menujuk satu rekanan, saya Curiga Ada Permainan Tingkat Tinggi antara oknum tersebut dengan orang dalam”, tegas Gordon. (*)